• Versi Mobile
  • About
  • Contact
  • Sitemap
  • Free SMS
  • Download Lagu X Factor

Pendiari | Artikel Islam, Blog Dan Motivasi

Pendiari Blog Sederhana Berisi | Kumpulan Tutorial Blog | Artikel Islam, Muslimah, Cinta, Jodoh | Artikel Motivasi

  • Home
  • Islam
    • Artikel Islam
    • SMS Ramadhan
    • SMS Idul Fitri
  • TV Online
  • Radio Online
    • Radio Ceria
    • Radio Sunnah
    • Radio Muslim
  • Blog Tools
    • Website Speed Test
    • Ping Service
    • Phrase Kode HTML
  • Muslimah
  • Tutorial Blog
    • Java Script
    • Template
    • Widget
Home » Artikel Bebas » Kartini Modern = Kartini Pengobar Birahi ?

Kartini Modern = Kartini Pengobar Birahi ?

Kartini Modern = Kartini Pengobar Birahi ?
Minggu, 21 April 2013 diperingati sebagai Hari Kartini. Di mana-mana, peringatan itu sangat terasa, terlebih di dunia pendidikan dan dunia maya: kompasiana. Tentu, aku pun menyampaikan ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini bagi yang memperingatinya. Namun, tentunya aku menyampaikan ucapan ini terkhusus kepada wanita yang meniru Kartini sebenarnya. Bukan kartini-kartini modern yang sering menjadi pengobar birahi? Ya, kartini-kartini pengobar birahi!


Sebelum menulis ini, aku sempat mem-browsing RA Kartini. Lalu, aku menemukan beragam tulisan. Dengan penuh kesungguhan, aku membaca informasi tentang RA Kartini. Ternyata, aku menemukan lima nilai Kartini dahulu. Kelimanya adalah nilai pembelajar, nilai kesopanan, nilai sederhana, nilai ikhlas, dan nilai pejuang. Mari kita diskusikan.

Nilai 1: Pembelajar

RA Kartini hanya dibolehkan sekolah hingga Sekolah Rakyat (SR). Usai lulus, Kartini dipingit alias dilarang bergaul bebas. Karena menjadi anak yang cerdas, Kartini tidak tinggal diam. Lalu, Kartini mengumpulkan buku-buku SR-nya. Buku-buku itu dibacanya ulang. Tidak hanya itu, Kartini juga meminjam dan membaca buku-buku ayahnya. Dari kegemaran membaca itulah, Kartini mengerti dunia luar. Maka, tebersitlah keinginannya untuk berkirim surat dengan sahabat-sahabat di luar. Dan surat-surat itulah, yang menjadi inspirasi terlahirnya buku Habis Gelap Terbitlah Terang.

Kartini-kartini modern teramat berbeda. Kebanyakan kartini-kartini modern menjadi pemalas. Jarang dan teramat jarang aku melihat kartini-kartini itu belajar atau membaca buku. Mereka lebih suka berbelanja konsumtif daripada belanja buku.

Nilai 2: Kesopanan

RA Kartini memakai sanggul, baju lengan panjang, dan kebaya. Betapa anggunnya wanita bernama RA Kartini itu. Sungguh teramat cantik dan ayu dalam keaslian kecantikan. Luar biasa. Dan foto itu terpajang manis di setiap dinding rumah, gedung, dan sekolah. Wouw, luar biasa.

Namun, perhatikanlah kartini-kartini modern. Mereka berpakaian luar biasa ketatnya. Yang atas makin ke bawah, yang bawah makin ke atas. Terlihat teramat sangat seronok, jorok, dan seksi yang berlebih-lebihan. Jika terjadi pelecehan, selalu saja lelaki disalahkan. Bukankah kartini-kartini modern itu yang memancing lelaki untuk usil? Begitulah, kartini-kartini modern ternyata lebih suka mempersolek bodi dengan merias diri daripada merias otak dengan kegemaran belajar.

Nilai 3: Nilai Sederhana

Setahuku, RA Kartini bersuamikan bupati Jepara. Artinya, Kartini menjadi istri pejabat tinggi. Namun, perhatikanlah penampilannya. Terlihat Kartini ini sebagai pribadi yang teramat sederhana. Dari pakaian, perhiasan, makanan, hingga rumah, kita tak pernah membaca atau mendengar nilai kemewahan. Luar biasa!

Namun, perhatikan kartini-kartini modern. Mereka suka berpenampilan bak artis. Semua perhiasan dikenakan meskipun ke kamar kecil. Mereka selalu bermobil agar terlihat sebagai kartini kaya. Dan mereka membawa setumpuk kartu kredit agar dipandang sebagai kartini-kartini modern yang kaya-raya. Alamak….!!!

Nilai 4: Ikhlas

Meskipun menjadi istri pejabat, RA Kartini ikhlas menerima diri sebagai istri: mengurus rumah, suami, keluarga, dan mendukung karier suaminya. Kartini berprinsip bahwa sukses suamiku adalah suksesku juga. Maka, Kartini pun ikhlas menerima perlakuan kodrat itu dan tidak berkeinginan untuk memberontak!

Perhatikanlah kartini-kartini modern. Mereka sudah berani melawan suaminya. Jika suami bersikap keras, sang kartini-kartini modern pun langsung menuding pasal Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Lha dimana sih, suami melihat istri berperilaku tidak sopan. Apakah suami akan membiarkannya? Apakah suami tidak akan marah? Apakah suami tidak boleh marah? Maka, keikhlasan pun tiada di hati kartini-kartini modern.

Nilai 5: Pejuang hingga Mati

RA Kartini meninggal dalam usia yang sangat beliau: 25 tahun. Usai melahirkan anak pertamanya, Kartini sakit berkepanjangan. Namun, perhatikanlah jasa-jasanya. Meskipun mungkin hanya berjuang selama 13 tahun (jika dihitung sejak lulus SR), Kartini dinilai sebagai pejuang sejati. Luar biasa!

Perhatikanlah kartini-kartini modern. Mereka begitu besar andilnya menggerogoti kewibawaan suaminya yang menjadi pejabat. Suaminya didorong agar melakukan tindakan korupsi. Jika menjadi pejabat, kartini-kartini modern pun terlibat korupsi yang luar biasa mencengangkan. Tentu Anda paham kartini-kartini modern yang kumaksud.

Jika melihat atau mengetahui suaminya berperilaku korupsi, tentu dan seharusnya istri mengingatkan suaminya agar tidak berperilaku korupsi. Jika menjadi pejabat, tentu dan seharusnya kartini-kartini modern meniru perjuangan RA Kartini hingga mati. Ah, dasar kartini-kartini modern tak tahu diri!

Demikian tulisanku pagi ini. Semoga sekadar kolaborasi sejarah dan gagassan dapat menginspirasi kartini-kartini modern untuk kembali kepada kodrat wanita modern: cerdas, santun, sederhana, ikhlas, dan pejuang. Amin. Terima kasih.

sumber : http://sosok.kompasiana.com
Written by: Pendi Ari Wibowo
Pendiari | Artikel Islam, Blog Dan Motivasi Updated at: 4/22/2011
Posted by Pendi AW on Jumat, 22 April 2011 - Rating: 5
Title : Kartini Modern = Kartini Pengobar Birahi ?
Description : Minggu, 21 April 2013 diperingati sebagai Hari Kartini. Di mana-mana, peringatan itu sangat terasa, terlebih di dunia pendidikan dan duni...

Bagikan Ke

Facebook Google+ Twitter

2 Responses to "Kartini Modern = Kartini Pengobar Birahi ?"

  1. sichandra22 April 2011 pukul 21.56

    Saatnya para wanita Indonesia semakin lebih maju dan bangkit :)

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
  2. social bookmarking indonesia21 April 2013 pukul 20.16

    sangat setuju banget sama yang diutarakan admin .
    dimana kelakuan orang sekarang sangat berbeda dibandingkan jaman RA kartini

    ayo para remaja indonesia
    malu donk sama RA KARTINI

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...

Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Kata Teman

Copyright © 2014 Pendiari | Artikel Islam, Blog Dan Motivasi - All Rights Reserved
Pendi Ari Wibowo - Powered by Blogger