Gadis tersebut akrab dipanggil Lina, sudah lulus SMA, bisa komputer, bisa pakai jilbab sendiri,
dan sekarang aktif membantu mengelola yayasan. Kedengarannya biasa saja bukan?
Tetapi Anda harus 'melihat' juga apa yang membuat orang takjub.
Lina dilahirkan
tidak sempurna, demikian disebut orang-orang pada umumnya. Sejak kecil ia
dibuang oleh orang tua yang entah siapa karena terlahir tanpa kedua tangan yang
utuh. Namun, bila Anda melihatnya, Anda seperti tak menemukan kekurangan pada
dirinya. Ia ceria, punya tatapan mata yang jernih, dan kepercayaan diri serta
rasa syukur pada dirinya. Lina mengaku enggan dikasihani, dan ingin dipandang
seperti wanita lain pada umumnya.
"Aku sekolah
di sekolah biasa mas, aku gak mau dikasihani, SMPku di sekolah Muhammadiyah
biasa, SMAku juga, aku tidak minta meja khusus... kutulis semua dengan kakiku,
bisa kok!" katanya tegas. Bahkan Lina bilang bahwa ia pernah menjadi MC di
Ambarukmo Plaza untuk sebuah acara anak-anak penyandang cacat. Baginya yang
penting cuek dan bersikap biasa. Ia tidak ingin dikasihani, tidak ingin
dibedakan dengan yang lain, mungkin itulah yang membuatnya kuat dan tegar
selama ini.
Jodoh untuk
Putri Herlina
Pada akhirnya,
setiap manusia akan merindukan pendamping di dalam hidupnya. Yang tak hanya
sekedar ada, tetapi yang membuat seseorang jadi lebih hidup dan memaknai hidup
itu sendiri. Demikian pula seperti wanita lainnya, Putri Herlina rindu bertemu
jodoh. Berangan-angan, akankah ia bisa menikah, dan hidup normal dalam
kondisinya.
Wahai pemilik
'tangan bidadari', jodoh itu sudah diatur oleh Tuhan, dan untuk itulah jembatan
doa harus selalu dipanjatkan agar lekas berdiri kokoh. Yang akan membuat jodoh
semakin dekat denganmu.
"Aku pengen
pergi dari panti ini mas, sudah 24 tahun aku di sini.. ingin rasanya untuk
segera bisa mandiri. Aku membayangkan punya suami yang normal, walaupun
kondisiku seperti ini, tapi ada gak ya yang bener-bener serius sama aku. Apa
aku gak tau diri ya mas kalo ngarepin jodohku lelaki yang sempurna.. apa
hidupku sampai tua hanya di panti ini ya mas, sendirian tiap hari di meja
ini," kata Lina pada Saptuari yang kemudian dijawab dengan singkat dan
penuh arti. "Ya banyakan berdoa aja Put, minta
Allah langsung. Dia yang punya
pabrik jodoh. Dia kan yang bisa
mengubah segalanya."
Dan setiap bulan
berlalu, Lina kerap bercerita tentang siapa-siapa saja pria yang mendekati
dirinya. Ada pria yang ternyata sudah beristri, namun rajin mengunjunginya di
panti, ada pula bule asal Kanada. Namun, jembatan jodoh yang sudah jadi itu
pada akhirnya menuntun Lina pada
jodoh yang sebenarnya...
Reza Somantri,
pria ini adalah pria yang istimewa bagi Lina. Bukan karena ia adalah putra
salah seorang petinggi Bank Indonesia dengan jabatan terakhir Deputi Gubernur,
tetapi karena Reza adalah sosok sederhana yang bisa melihat kesempurnaan Lina
yang sebenarnya.
Yogyakarta, 13 Oktober
2013
Sepasang insan ini meresmikan
ikatan cintanya lewat pernikahan yang digelar secara sah di ruangan Balai
Sinta. Dengan diiringi restu ayah bunda Reza, banjir air mata mewarnai momen
mengharukan sekaligus membahagiakan ini.
Mulai dari acara sungkeman
hingga naik ke pelaminan, setiap hati seolah memanjatkan doa bahagia pada
mempelai berdua. Berharap bahwa kelak ada Lina-Lina lain yang punya semangat
yang sama. Yang tak lekas menyerah dengan kondisi dan keadaan dirinya.
Terima kasih Putri Herlina, kau dan 'tangan bidadari'-mu telah
menyentuh setiap hati, dan mengingatkan kami kembali akan kesempurnaan itu
sendiri.
Sumber : http://saptuari.blogspot.com/
Written by: Pendi Ari Wibowo
Pendiari | Artikel Islam, Blog Dan Motivasi Updated at:
10/30/2013
Title : Kisah Cinta Bidadari Tanpa Sayap
Description : Gadis tersebut akrab dipanggil Lina, sudah lulus SMA, bisa komputer, bisa pakai jilbab sendiri, dan sekarang aktif membantu mengelola ...